PENINGKATAN
SDM PEREMPUAN
Hal Penting dan Menarik Mengenai Peran
Gender adalah :
ü Peran gender berubah dari waktu ke waktu
ü Berbeda antara satu budaya dengan budaya lain
ü
Dipengaruhi oleh kelas sosial, usia dan latar belakang etnis.
ü
Berarti masalah gender selalu berkaitan dengan konstruksi sistem sosial
budaya dalam masyarakat.
Apa itu Gender ?
v Konsep
gender tidak dapat dilihat dari perspektif perbedaan biologis antara laki-laki
dan perempuan.
v Namun
hendaknya dilihat dalam perspektif sosial budaya
v Berarti
diperlukan peneguhan pemahaman yang proporsional dari masyarakat.
v Konsep
gender sangat berbeda dengan konsep seks (jenis kelamin).
v Pemahaman
dan pembedaan terhadap kedua konsep ini sangat diperlukan.
v Khususnya
dalam melakukan analisis terhadap persoalan beragam ketidakadilan yang menimpa
kaum perempuan
Dimensi-dimensi Kesetaraan Gender dalam
Perspektif Sosial Budaya
- Dimensi partisipasi
- Dimensi
kontrol/kekuasaan
- Dimensi
kesadaran kritis
- Dimensi
aksesibilitas
Faktor Penghambat Kesetaraan Gender
-
Diskriminasi perempuan
- Eksploiitasi perempuan
- Subordinasi perempuan
- Streotip pelabelan negatif
- Kekerasan terhadap Perempuan
- Beban tugas yang berat dan panjang
Pendekatan
Pemberdayaan Perempuan (WID, WAD, GAD)
Kesetaraan Gender dalam
Perspektif Peran Sosial Budaya
Lima
Alasan Pokok Mengapa Kaum Perempuan Menggugat Konstruksi Sosial Budaya
Ø Keyakinan masyarakat harus diretas yg menyatakan bhw
identitas sosial jenis kelamin, bersifat kultural, bukan biologis.
Ø Semakin berkembangnya gerakan pemberdayaan
perempuan.
Ø Berkembangnya kesadaran kritis perempuan.
Ø Kaum perempuan berabad-abad lamanya dizalimi, bukan
saja karena faktor konstruksi sosial budaya melainkan pula akibat kebijakan
negara dan politik pembangunan nasional yang memposisikan perempuan dlm
kedudukan yg timpang & subordinatif.
Ø Semakin berkembangnya gerakan feminsime sebagai bentuk
perjuangan membebaskan perempuan dari segala bentuk penindasan.
Realita Sosial Budaya
Penghambat Kesetaraan Gender :
v Diskriminasi
Perempuan
v Eksploitasi
Perempuan
v Subordinasi
Perempuan
v Stereotip
Pelabelan Negatif
v Kekerasan
Terhadap Perempuan
v Beban
Kerja Lebih Berat & Panjang
Dimensi-dimensi
Kesetaraan Gender :
Ø Dimensi
Partisipasi
Ø Dimensi
Kontrol
Ø Dimensi
Kesadaran Kritis
Ø Dimensi
Aksesibilitas
Hasil
Penelitian (2007) Di Kota Makassar Mengungkapkan:
•
Diskriminasi terhadap
kaum perempuan dominan terjadi dlm jabatan struktural (47,22 %), kemudian
menyusul di sektor ketenagakerjaan (21,21 %), selanjutnya hak-hak memperoleh
pendapatan (19,20 %), dan terakhir diskriminasi di bidang pendidikan (12,37 %)
•
Diskriminasi paling
nyata terjadi di sektor ketenagakerjaan, khususnya dlm industri hiburan malam,
meliputi Sales Promotion Girl (SPG) & Pekerja Seks Komersial (PSK). Mereka
adalah mesin pencetak uang, tanpa jaminan kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja.
Diskriminasi dlm
Jabatan Stuktural Disebabkan oleh 3 Faktor :
- Perempuan cenderung diposisikan pd pekerjaan yg kurang membutuhkan kompetensi tingkat tinggi.
- Mindset dan cara pandang laki-laki yang menganggap kepemimpinan hrs lebih mengutamakan laki-laki.
- Budaya patriatisme yang dikonstruksi sedemikian rupa yg memandang keberadaan laki-laki jauh lebih penting dibanding perempuan dlm menduduki jabatan
Eksploitasi Perempuan
Eksploitasi
pengupahan juga terjadi pada pembantu rumah tangga dan pekerja pabrik, dengan
bentuk al :
- Upah tdk dibayar tepat waktu.
- Upah lebih rendah dari UMP
- Upah dibayar tdk sesuai dg jasa kerja
- Upah tdk dapat meningkatkan kesejahteraan.
Diskriminasi
dalam struktur sosial budaya
v Terjadi
dlm bentuk pembatasan dan larangan untuk mengekang perempuan dg alasan-alasan
moral.
v Implikasinya
juga ditemukan dlm produk hukum positif atau peraturan per undang-undangan yang
bias gender, misalnya RUU. APP
Subordinasi Perempuan :
Bentuknya
al :
« Perempuan
dibatasi karena alasan kodrat.
« Mindset
& cara pandang laki-laki.
« Sistem
nilai dlm masyarakat.
« Pengkotakan
peran menurut jenis kelamin.
Stereotip
Pelabelan Negatif
² Pembatasan
orientasi ruang & waktu.
² Pembatasan
pengembangan karier.
² Pembatasan
independensi.
² Penekanan
pada tugas-tugas domestik.
Fakta Sosial Budaya :
« Perempuan
berstatus janda seringkali lebih mudah diberi label negatif dan laki-laki
cenderung negative thinking.
« Perempuan
dianggap lebih rentan dg persoalan moral.
« Independensi
perempuan dibatasi, diawasi secara ketat, kecuali untuk urusan rumah tangga.
Kekerasan
Terhadap Perempuan
² Dianiaya
suami
² Tdk
diberikan nafkah hidup
² Diintimidasi
² Diremehkan
atau dilecehkan
Beban Kerja yg berat
dan panjang
o
Rutinitas terhadap kewajiban 4 M
o
Tekanan ekonomi/mencari nafkah
o
Sikap patuh & pasrah
o
Tanggung jawab penuh dalam rumah tangga.
Bentuk-bentuk
Partisipasi Perempuan yg Diharuskan
² Pengambilan
keputusan dalam perencanaan & implementasi Pembangunan.
² Pengambilan
keputusan peningkatan akses sumber daya.
² Pengambilan
keputusan pemecahan masalah-masalah sosial.
² Pengambilan
keputuisan di bidang ketenagakerjaan.
² Pembinaan
& tanggung jawab keluarga
Bentuk-bentuk Kontrol yang
Diharuskan
² Dominasi
kepemimpinan laki-laki
² Keputusan
yang merugikan kaum perempuan
² Diskriminasi
struktural dalam jabatan eksekutif
² Subordinasi
kaum laki-laki
² Diskriminasi
pengembangan karier
Kesadaran Kritis
Perempuan Untuk Melawan Realita Bias Gender
² Perubahan
pandangan masy dlm membandingkan status laki-laki & perempuan.
² Urgensi
peningkatan pendidikan.
² Perbedaan
perlakuan untuk memperoleh pendidikan
² Kesenjangan
pendidikan
² Peningkatan
minat baca.
Bentuk-bentuk
Aksesibilitas Perempuan yang Cenderung Bias Gender
ª Kesempatan
memperoleh penghasilan
ª Pembatasan
peran sosial dlm masyarakat.
ª Kesetaraan
peran sosial budaya
ª Pemberdayaan
potensi kaum perempuan.
ª Pandangan
masy terhadap karier.
Saya
kan Wakil Rakyat
Saya
kan Profesional
Saya
mewakili kaum perempuan
Apa
manfaat saya ??
Kalau ▬
Lebah menghasilkan madu
▬
Sapi menghasilkan susu
▬
Ayam menghasilkan telur
Saya
menghasilkan apa dong !
Kesimpulan
ª Realita
sosial budaya kaum perempuan di Kota Makassar yg sarat dengan bias gender
mencakup seluruh dimensi kehidupan, dan penyebab utamanya bersumber dari
nilai-nilai primordial yg masih tertanam kuat dlm masy. Kondisi ini menimbulkan
kesenjangan dan sangat merugikan kaum perempuan,
ª Konstruksi
sistem sosial budaya dlm masy juga sangat memudahkan terjadinya diskriminasi,
subordinasi, eksploitasi, pelabelan negatif dan menambah beban kerja yang lebih
berat dan panjang bagi kaum perempuan.
ª Perjuangan
untuk mewujudkan kemitrasejajaran masih diperhadapkan pada kendala-kendala
budaya, ekonomi dan politik. Akibatnya perempuan secara struktural masih tetap
berposisi pinggiran.
Sumber untuk dimensi gender siapa ya mas namanya?
BalasHapus