MERETAS
IDEOLOGI BERPIKIR ANAK MUDA INDONESIA
Oleh:
FATAHULLAH
JURDI[1]
Dalam ranah
kehidupan anak-anak muda Indonesia pada saat ini, ada semacamn
pendiskriminasian yang membuat semua kebijakan itu mengarah pada kebijakan
sipil, yang akan mengedepankan kepentingan warga sipil, mereka melihat, seakan
yang hidup di negeri ini hanyalah mereka yang menjadi warga-warga sipil yang
cukup terpandang, sehingga tidak ada yang namanya kelaparan. Sebagai anak
bangsa yang resah dengan perilaku penguasa yang seperti ini, saya akan
melakukan perlawanan untuk meminta kebijakan pangan itu supaya lebih baik dan
lebih berpihak kepada penduduk yang kecil dan lebih-lebih kepada petani.
Ketika kita
memperhatikan kehidupan manusia Indonesia yang ada disekitar kita, maka akan ada
sebuah tontonan yang akan mengharuskan kita untuk mengeluarkan air mata. Sebab
tidak sepantasnya warga Negara yang kaya akan sumber daya alam itu mengalami
hal tragis yang begitu dahsyat. Kelaparan menyerang warganya dimana-mana,
sehingga banyak warga Negara Indonesia yang mati kelapan dan juga mati karena
kekurangan gizi.
Dalam kehidupan
sosial sekarang, nalar ideologi anak-anak muda Indonesia, semakin mengalami
keretakan dengan apa tengah terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Anak-anak
muda Indonesia telah termakan oleh ideologi-ideologi materialisme, hedonisme
dan juga ideologi-ideologi yang bertentangan dengan realitas kehidupan sosial
yang tengah terjadi dalam kehidupan berbangsa di Indonesia. Indonesia adalah
Negara yang selalu sarat dengan berbagai pemikiran-pemikiran baru. Misal
pemikiran-pemikiran yang dilontarkan oleh Ulil Abshar Abdallah bagi
terbentuknya suatu aliran baru Islam, begitu juga dengan pemikiran-pemikiran
Nurcholish Madjid beserta gengnya dalam ranah kehidupan beragama di Indonesia.
Sebagaimana yang disebutkan oleh Prof. Dr. Azyumardi Azra M.A dengan konteks
berteologi di Indonesia, bagaimana dia mengupas tentang terjadi pergolakan
ideologi dikalangan anak-anak muda Islam Indonesia. Dia mengungkapkan bahwa
dalam tubuh Islam Indonesia tengah terjadi pergolakan pemikiran dan juga
ideologi yang menciptakan polemik yang berkepanjangan antar pemikir-pemikir
Islam Indonesia.
Indonesia banyak
sekali mencetak pemikir-pemikir Islam Kontemporer yang memberikan
pemikiran-pemikiran baru tentang adanya sebuah konsep barau dalam berteologi di
Indonesia. Kehidupan berbangsa dan bernegara sekarang ini, sangat sarat dengan
berbagai pergolakan pemikiran dan juga ideologi yang menciptakan polemik yang
berkepanjangan bagi terciptanya Indonesia baru.
Dalam konteks
berteologi di Indonesia, kita akan menjumpai berbagai hal yang mungkin tidak
sepadan dengan apa yang menjadi pemikiran kita pada hari ini. Terjadi
pergolakan besar-besaran dalam kehidupan sosial bermasyarakat di Indonesia.
Indonesia adala Negara.
Nalar
Ideologi Politik Anak Muda Indonesia
Generasi
muda adalah jumlah yang menjanjikan untuk mendukung aktifitas politik negeri
ini. Sehingga, kelompok usia sekolah setingkat SMA menjadi target untuk
mendulang suara dari pemilih pemula dalam sebuah kegiatan politik seperti
Pemilu. Sehingga sangatlah relevan dunia pendidikan bisa menjadi basis yang
strategis untuk menaikkan pamor politik. Tak heran jika para caleg berupaya
meraih simpati dari kalangan guru dan siswa.
Sejatinya
sudah ada larangan beraktifitas politik atau berkampanye di lembaga pendidikan.
Hal ini sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008. Namun dengan
menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan, para pelaku politik praktis ini
tetap melakukan aktifitas politik di lingkungan sekolah meski dengan secara
terselubung. Bagaimanpun bentuknya, baik secara terang-terangan maupun
sembunyi-sembunyi, kampanye politik merupakan bentuk paparan yang telah
mengarah pada politik praktis.
Dengan
paparan dan ancaman propaganda politik yang semakin besar ini generasi muda
harus dibekali moral dan pengetahuan yang baik tentang politik. Selama menuntut
ilmu di bangku pendidikan, para siswa tampaknya tak pernah mendapatkan
pendidikan politik secara benar. Pembelajaran politik secara langsung di tengah-tengah
kehidupan masyarakat melalui media yang sudah sarat dengan pembusukan dan
anomali politik.
Dunia
politik realitasnya akan selalu lekat dalam dimensi kehidupan manusia.
Perwujudannya akan selalu bisa ditemui dalam skala yang besar hingga skala yang
terkecil. Tentu dengan tingkat variasi kajian yang berbeda antara satu dimensi
dengan dimensi lain.
Seluruh
anak bangsa pasti akan muak melihat kaum elite politik yang sudah kehilangan
nilai kearifan dan fatsun politik. Mereka cenderung menghalalkan segala cara
dalam mencapai ambisi dan keinginan. Yang lebih menyedihkan, mereka juga tak
segan-segan menjatuhkan rival politik melalui praktik “kampanye hitam” yang
sangat tidak cerdas. Saling klaim dan sekaligus memberikan stigma kepada lawan
politik sudah dianggap sebagai strategi politik yang sah. Tragisnya, tak
sedikit elite politik yang tersandung persoalan hukum akibat hilang nilai moral
kejujuran dan memudarnya nilai kearifan dan fatsun politik dalam berpolitik.
Fenomena
lain adalah trauma politik yang banyak didengar atau dialami selama rezim Orde
Baru. Sejarah politik d jaman itu telah menimbulkan luka politik yang dalam
bagi manusia yang mengalaminya. Dalam zaman orde baru tampaknya masyarakat
sengaja dipaksa dibutakan dari berbagai persoalan sosial-politik kebangsaan.
Akibatnya manusia hanya diarahkan untuk menjadi robot-robot zaman yang harus
menjadi kacung pada sang sutrada kekuasaan di kehidupan bangsa ini.
Sejarah
politik yang menyedihkan itu tidak boleh dijadikan landasan dalam politisasi
pendidikan. Namun pengalaman sejarah politik itu adalah pengalaman yang sangat
berharga untuk memulai berbangsa dan bernegara dengan melalui jalan yang benar.
Dalam
beberapa survey didapatkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap DPR dan partai
politik demikian tinggi. Mungkin saja ketidak percayaan terhadap partai politik
akibat dari individu pemain politik atau tidak sempurnanya sistem yang ada
sekarang. Ketidakpercayaan terhadap partai politik inilah awal dari hancurnya
tatanan politik bangsa ini. Hancurnya tatanan politik di negeri ini merupakan
imbas dari minimnya dunia pendidikan politik kita dalam menyentuh nilai-nilai
kearifan politik.
Bila hal
ini terus berlanjut dari generasi ke generasi, bukan tidak mungkin negeri kita
hanya akan disuguhi permainan akrobat politik yang tidak berkualitas dan
memuakkan. Akibatnya pandangan terhadap kehidupan politik bangsa ini
berkonotasikan selalu sebagai sebuah permainan busuk dan kotor. Padahal,
politik merupakan bagian dari strategi kehidupan untuk mencapai tujuan. Jika
dilakukan secara benar, jujur, cerdas, dan bermoral, pasti akan mendatangkan
kemaslahatan dan kesejahteraan buat rakyat.
Pengajaran terhadap politik, harus dilakukan sejak dini.
Generasi muda harus
peduli dengan persoalan bangsa khususnya masalah politik. Mereka perlu belajar
dan sekaligus memahami berbagai persoalan yang sedang dihadapi bangsa dan
negerinya. Sehingga, pendidikan politik yang perlu diaplikasikan ke dalam
lembaga pendidikan bukanlah dalam bentuk propaganda politik praktis yang akan
mengarah pada proses pembusukan intelektual, melainkan pendidikan politik yang
sesuai secara ilmiah dan bermoral. Penanaman nilai-nilai kearifan dan fatsun
politik secara benar melalui dunia pendidikan mendesak harus dilakukan.
Sudah
saatnya dunia pendidikan dilakukan secara holistik dengan mengakomodasi
berbagai persoalan yang langsung bersentuhan dengan hajat hidup rakyat banyak
khususnya menyangkut permasalahan bangsa.
Semula
sistem pendidikan yang tidak mengacu pada pembelajaran terkotak-kota pada
setiap mata ajaran bisa jadi dianggap aneh. Namun hasil yang dicapai akan jauh
memberikan lonjakan kualitas generasi. Kemampuan berkreasi dan menginspirasi,
memberikan pengalaman tersendiri bagi anak-anak. Dunia anak-anak yang penuh
dengan imajinasi, pada pendidikan formal dan sekolah (umumnya sekolah negeri),
kemudian dikerangkeng dalam pembentukan robot intelektual.
Proses
mengenali, menemukan dan mencari jalan baru, sungguh sangat jauh dari impian.
Pada beberapa sekolah non-negeri, sistem pembelajaran dengan mengutamakan
kualitas peserta didik yang dihasilkan, justru merupakan sebuah metoda
pembelajaran yang jauh akan lebih berpengaruh.
Belajar
politik bisa dimulai sejak berusia delapan tahun. Melalui pendidikan formal,
mulai dari belajar melihat dan membentuk rukun tetangga, membangun kelurahan
dan kecamatan, membentuk kota, mengembangkan provinsi, membangun negara, hingga
merundingkan sistem antar negara di dunia, dapat mengisi ruang-ruang kualitas
politik anak negeri. Pembelajaran ilmu-ilmu dasar seperti aritmatika, logika,
ekologi, akuntansi, ekonomi koperasi, moneter, sosiologi, kesejarahan, hingga
beragam pengetahuan dasar lainnya dapat diberikan dalam bentuk ruang-ruang
dimensi sosial kehidupan.
Proses
belajar dengan menemukan, akan terus memberikan gerakan otak untuk mencari hal
yang baru, untuk sesuatu yang lebih baik bagi kehidupan. Bukan semata untuk
menjadi robot intelektual yang kemudian menerima sistem yang tengah stabil,
yang ketika sistem mengalami guncangan, maka berlarianlah semuanya mencari tempat
perlindungan yang aman.
Mampukah
negeri ini untuk menemukan sebuah sistem pendidikan yang lebih mencerdaskan
bagi keberlanjutan kehidupan dalam sebuah keadilan dan kesejahteraan bersama.
Tantangan terbesar bagi pemimpin negeri kemudian adalah untuk berani memimpin
sebuah pembaharuan.
Jangan
sampai, dunia pendidikan bisa meraih segala ilmu yang ada tetapi dalam hal
tertentu khususnya mengabaikan kehidupan sosial politik akan membuat
ketidakpedulian anak-anak masa depan negeri ini dari berbagai persoalan nyata
yang dihadapi bangsa dan negaranya.
Kepedulian
terhadap masalah bangsa adalah juga bentuk kepedulian terhadap sesama manusia.
Para siswa harus mulai memahami persoalan-persoalan kebangsaan melalui proses
pembelajaran yang dialogis dan interaktif.
Karena
demikian padatnya kurikulum yang ada maka pendidikan politik tidak perlu
dijadikan sebagai materi pelajaran tersendiri. Nilai moral kearifan dan
kesantunan politik perlu segera ditanamkan dan diaplikasikan ke dalam dunia
pendidikan yang diberikan secara integratif ke dalam berbagai mata pelajaran
tertentu seperti PPKN, sejarah dan sebagainya.
Berhasil
menanamkan nilai-nilai kearifan politik ke dalam ranah pemikiran siswa sudah
merupakan sukses tersendiri bagi sebuah lembaga pendidikan. Pendidikan politik tidak harus
sekedar teori. Pembelajaran dalam sikap dan perilaku sehari-hari baik di rumah
dan di sekolah adalah pelajaran politik yang sangat berharga.
Memupuk
sikap menghargai pendapat orang lain dengan melakukan pemilihan ketua kelas
atau diskusi dan debat yang baik tentang permasalahan bangsa adalah bentuk
pendidikan politik praktis yang berharga.
Melalui
pengajaran nilai santun dan bermoral politik semacam itu kepada generasi muda
diharapkan kelak mereka mampu mencetak politikus masa depan yang cerdas dan
bermoral. Sehingga hal itu akan dapat membantu meningkatkan kepedulian
masyarakat terhadap permasalahan bangsa melalui partisipasi politik dengan
tidak menghalalkan segala cara.
Komitmen Kita Terhadap Ideologi
Walau telah ditemukenali karakter khas dan keunikan
ekonomi suatu negara, seringkali negara tersebut tidak mampu melakukan proses
pembangunan (virtuous cycle of development) menuju kemajuan ekonomi. Di
Indonesia, yang terjadi justru pertumbuhan yang berkualitas rendah. Signifikasi
pertumbuhan yang relatif baik. Ternyata, tidak mampu mengurang jumlah
pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Faktanya, sebaliknya peningkatan
jumlah pengangguran dan kemiskinan.(Burhanudin Abdullah, Kompas. 09/10/07).
Selain Cina. Contoh lain keberhasilan karakter khas
yang didorong oleh komitmen tinggi terhadap ideologi adalah Jepang, nilai-nilai
yang diajarkan oleh Suzuki Sochan melalui Budha Zen, mendorong bangsa Jepang
bangkit dari keterpurukan paska kekalahan dalam perang dunia II sehingga muncul
sebagai negara maju. Demikian pula dengan eropa, tesis Max Weber “ The Protestan Etics And
The Spirit Of Capitalism” (1973). Dan Richard Robinson dalam “The Rise
of Capital” (1986). Setidaknya, menggambarkan bangkitnya pembangunan menuju
kemajuan ekonomi di Eropa. Kapitalisme sebagai ideologi, terpatri kuat di jiwa
bangsa eropa dan mereka berkomitmen kuat terhadap ideologi tersebut dalam
pembangunan, bahkan saya berani mengatakan agama kapitalisme merupakan agama
yang eksis di Eropa, Amerika bahkan di seluruh belahan dunia lain. Mungkin,
termasuk Indonesia. Namun, kita tidak pernah mengakuinya.
Bangsa Yang Munafik Terhadap Ideologi
Lantas berhasilkah Bangsa Indonesia, yang katanya Negara Pancasilais,
religius dan menjujung tinggi nilai-nilai kearifan lokal ini, menemukenali
kekhasan dan keunikan pembangunannya menuju kemajuan. Koentjaraningrat melalui
bukunya “Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan” (1974) mengidentifikasi
karakter kebudayaan dan mentalitet pembangunan “orang-orang Indonesia”, sebagai
orang yang. Munafik, licik, suka sikut kanan-kiri, dan tidak memiliki komitmen.
Ekonomi Pancasila, yang dipopulerkan oleh almarhum
Mubaryanto, Guru Besar Ekonomi UGM Yogyakarta. Berhenti pada tataran kajian,
ekonomi kerakyatan sekedar slogan dan retorika. Ekonomi Islam yang dikembangkan
oleh banyak ekonom-ekonom muda Indonesia seperti M. Chatib Bisri dan lainnya,
seakan tanpa signifikasi dan ruang memadai dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Sosialisme tak memiliki tempat. Kapitalisme malu-malu tapi mau. Jadilah
Indonesia sebagai Negara yang tanpa ideologi dalam pembangunannya. Tidak ada
ideologi yang dipegang teguh.
Jadi, ideologi adalah masalah pokok pembangunan
ekonomi Indonesia. Seperti yang disampaikan Koentjaraningrat, orang Indonesia
tidak pernah berkomitmen kuat terhadap ideologi yang diyakini, ideologi hanya
sebatas alat propoganda untuk mencapai kepentingan pribadi dan kelompok.
Politik Ekonomi Indonesia, melalui Undang-undang ekonomi yang dirancang dan
disetujui oleh DPR cermin dari tidak ada ideologi. Padahal, para politisi
tersebut selalu mendeklarasikan diri sebagai kelompok politik yang berpegang
teguh terhadap ideologi, Islam dan nasionalis misalnya. Namun, undang-undang
yang lahir dari para politisi tersebut sama sekali, kontradiktif dengan
ideologi yang mereka usung. Undang-undang tentang pertambangan misalnya, jelas
menggadaikan sumber daya alam Indonesia kepada Negara luar.
Kemunafikan seakan menjadi biasa. Hampir semua
politisi dan birokrat mulai tingkat pusat sampai daerah adalah ”etalase
kemunafikan” Indonesia. Diatas podium teriak Syariat Islam, atau nasionalisme
dan NKRI. Di belakang, menggadaikan Negara. Seolah mengajarkan moral, namun
menjadi penggiat dan pelaku utama dari korupsi dan koncoisme. Iman dan Taqwa
slogan indah, sering digunakan oleh banyak Pemda di Indonesia. Namun, operasionalisasi
pembangunan justru jauh dari slogan bahkan ironisnya justru bertentangan. Tak
ada harmonisasi pikir (tought) dengan gerak (action), atau Aqidah
(tauhid) dengan ibadah (prilaku).
Mencapai Kemajuan Dalam Keyakinan Terhadap Ideologi
Proses pembangunan (development)
memerlukan upaya pengkombinasian proses pertumbuhan (growth) dengan
seperangkat perubahan-perubahan (changes), idealnya yang
digerakkan melalui kegiatan-kegiatan reformasi, untuk menghasilkan
keberlanjutan (sustainability) dari tahap ke tahap.
Untuk mencapai kemajuan, dalam proses pembangunan (virtuous
cycle of development) kiranya pekerjaan dasar yang harus dilakukan oleh
Indonesia, pertama adalah “dekontruksi karakter bangsa”. Sehingga berubah menjadi bangsa
yang ”berkomitmen kuat” terhadap nilai dan ideologi yang diyakini. Kedua,
lakukan instutisionalisasi atau pelembagaan negara yang paripurna, melalui
dukungan politik yang kuat dan luas, baik dilingkungan pemerintah maupun
masyarakat melalui sistem politik yang dilandasi konstitusi Negara. Melalui
institutisionalisasi, diharapkan akan tercipta mekanisme koordinasi (coordination
mechanisms) yang demokratis, akuntabel dan transparan. Sehingga terbentuk
sistem normatif dan legitimasi melalui perundangan yang berpihak kepada
pembangunan untuk kesejahteraan. Ketiga, bangsa Indonesia harus dengan tegas
berani menentukan wajah ”ideologi” pembangunan ekonominya, serta berkomitmen
kuat terhadap ideologi tersebut. (Wallahu A’lam Bishawab).
[1] Adalah
Ketua DPD Sulsel Ormas Masyarakat Pencinta Polri (MPP)- Indonesia, Ketua DPD Sulawesi Selatan Lembaga Swadaya Masyarakat
Pemantau Kinerja Aparatur Negara (LSM -
PENJARA) (2010-1012), Pendiri DPD Nusa Tenggara Barat LSM - PENJARA beserta
Cabang-cabang dibawahnya, Pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Jurdi Institut, Direktur Program pada
Pusat Kajian Politik, Demokrasi dan Perubahan Sosial (PuKAP)- Indonesia, Aktifis pada Lembaga Swadaya Masyarakat Dewan
Rakyat Pemantau Sengketa (LSM-DERAS)-
Jakarta, Dewan Penasehat pada Aliansi Mahasiswa dan Kepemudaan Indonesia (ALIANSINDO) Bima, aktifis HMI dan IMM Kom. Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar, mantan
Aktifis Iqra Club (IC) Kab. Bima,
Aktifis Gabungan Rakyat Daerah (GARDA)
Kota Makassar dan kota Bima. Pendiri sekaligus ketua Umum Forum Intelektual
Muda Bima (2009-2014), Penggagas gerakan Jalan kaki di kabupaten dan kota Bima.
Sedang aktif menulis berbagai Karya tulis Ilmiah, Jurnal dan juga berbagai
Artikel. Buku-buku yang ditulis antaranya, Ideologi
dan Konstelasi Politik Islam Indonesia (2010), Ilmu Politik: Suatu Pengantar (Buku Pegangan Kuliah Anak-Anak
Fisipol) (Resist Book, 2011), Political Islamic: Pengantar Kepemikiran Politik Islam
(Naskah Siap Terbit), Sejarah Politik
Indonesia Modern: Dari Orla, Orba, Reformasi Sampai Pasca-Reformasi hingga
Sekarang (naskah siap terbit), Mahasiswa Vis A Vis Negara; Refleksi
Pengalaman Masa Lalu dan Relasinya Dengan Masa Kini (Naskah Siap
Terbit), Mahkamah Konstitusi dan Penguatan Demokrasi di Indonesia; Sebuah
Analisis Terhadap Beberapa Tugas dan Fungsi Mahkamah Konstitusi RI
(naskah siap terbit), Politik Islam Dalam Gonjang-Ganjing Politik
Indonesia; Studi Analisis Terhadap Perkembangan Politik Islam Indonesia
(naskah siap terbit), Pengkhianat Politik; Relasi antara Pengkhianat
dengan yang Dikhianati (Naskah sedang digarap). dapat dihubungi di Email:
Jurdifatahullah@rocketmail.com,
Hp: 081338769613. Banyak mendirikan organisasi bayangan.
Casinos in the UK - How to find good games - GrizzGo
BalasHapusSo, what do we mean by “casinos in the UK”? ventureberg.com/ to find wooricasinos.info a casino and novcasino live casino games gri-go.com on a mobile 바카라사이트 phone device in 2021.